Ceritanya sangat menyentuh saya dan itulah yang membuat saya tertarik untuk mempostingnya di Blog saya..
Saya pun berharap semoga dapat mencerahkan siapa saja yang membaca postingan ini..
Ini Kisahnya tanpa ada perubahan kata maupun Huruf :
"TUHAN MEMANDANG KAGUM PADAMU"
(Untuk seorang sahabatku yang sedang menderita)
Ketika terbangun dari istirahat siang,
kubaca seuntai pesan di inboxku, yang ditulis oleh seorang sahabatku:
"Romo, aku ingin menjerit semampuku untuk deritaku saat ini, tapi siapa
yang mau mendengarkanku?"
Biarlah derita ini kutanggung sendiri dan tersimpan di hatiku daripada membuat orang-orang yang kucintai bersedih karenanya."
Biarlah derita ini kutanggung sendiri dan tersimpan di hatiku daripada membuat orang-orang yang kucintai bersedih karenanya."
Aku hanya membalasnya: "Menangislah jika engkau mau."
Ia menjawab: "Mungkin aku bisa menahan air mataku agar tidak dilihat orang, tapi hatiku akan selalu menangis untuk derita ini."
Malam ini kudatangi engkau dan membisikkan kepadamu:
Sobat,...
"Ketika engkau merasa derita (ujian) dalam hidupmu begitu berat, bersyukurlah karena Tuhan melihatmu lebih kuat dari apa yang engkau pikirkan tentang dirimu."
Apa yang Ia minta darimu adalah "datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah dari pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang dan ringanlah beban-Ku."
Bersyukurlah bila beban dilepaskan darimu, tapi lebih banyak yang terjadi adalah Ia menguatkan bahumu untuk memikul beban itu, dan rasanya pun ringan. Kadang juga Ia membiarkan beban itu ada pada bahumu agar "engkau tidak pernah terlepas dari-Nya."
Jawaban terakhirnya sungguh membuatku menuliskan ini untuknya: "Aku mencoba untuk mengerti dan percaya bahwa Ia mempunyai rencana yang besar untukku dan keluargaku."
Goresan hati seorang sahabat untuk sahabatnya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar