Wellcome

♥ Jesus Christ ♥ ♥ Family Is My LIFE

Kamis, 31 Oktober 2013

~Bunda Maria tatap dan dekaplah aku dalam naungan mantolMu~


Bunda, teladanmu memberi “mutiara” bagiku bahwa hidup bukanlah hanya sekumpulan dari catatan yang indah dan manis tetapi juga kerap dihiasi oleh kisah pergumulan dan perjuangan. Namun pahit akan berobah menjadi manis, suka menjadi duka, dan akhir kisah indah pada waktunya akan ku jelang kalau ada kesabaran, kepasrahan dan teriring senandung doa, “Terjadilah padaku menurut perkataanMu.” Engkau sapa aku dengan kisah hidupmu yang begitu indah, teduh, damai dan sangat menyentuh kalbu. Bila kusimak perjalanan harianku, kutelaah pengalaman hidupku, kurenungkan segala seluk beluk kisah itu dan kucatat segala likunya jalan, berhiaskan kerikil tajam dan batu terjal, betapa ku malu yang sering mengeluh. Kadang keluhanku dan kata-kata putus asa yang terlontar menunjukkan betapa dangkalnya imanku. 

Bunda, rupanya segala kisah pahit dan derita dan besarnya perjuangan hidupku, tidak seberapa bila dibandingkan dengan kisahmu mulai saat melahirkan Sang Penebus sampai wafatNya. Engkau ditolak oleh pemilik penginapan saat buah sulungmu akan lahir. Di sela-sela kebingunganmu sebagai manusia saat dikungjungi Malaikat Gabriel, Engkau berseru dengan penuh iman,” Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataanMu. “ Belum lama Engkau bersuka cita, Engkau mendapat perintah lewat mimpi untuk mengungsi ke Mesir, menyelamatkan Puteramu. Ketika Engkau membawa Yesus untuk dipersembahkan di bait Allah, Simeon meramalkan bahwa Engkau akan mengalami penderitaan, bagaikan tertusuk pedang. Dan ramalan itu nyata saat di hadapanmu, Sang Putera itu memikul salib, dicambuki, mencucurkan darah, meregang nyawa dan akhirnya wafat.

Betapa malu diriku, bila mengingatmu yang penuh iman dan kepasrahan yang mendalam menyerahkan segalanya kepada Allah. Dari kesaksian dan sejarah engkau melukiskan sejuta pesan indah untuk ku dan juga untuk semua sahabatku, “Jangan tinggal dalam keraguanmu, jangan tenggelam dalam kesedihanmu, “dakilah” jurang itu, bangkitlah dari pengalaman terpurukmu, hapuslah air matamu, temukanlah segala jawaban dari semua keluh kesah hidupmu dalam dan bersama Allah. “ 

Aku tidak mau lagi cengeng berhadapan dengan derita itu. Aku tidak akan terlalu banyak lagi mengeluh bila melihat jumlah tantangan itu. Dan aku tidak akan putus asa bila jalan itu terjal dan penuh liku serta salib beratnya salib. Ini harapanku bunda., Bunda Maria. Bantu aku dengan doamu supaya semua harapan itu nyata dalam hidupku. Ulurkan tanganmu bila aku lemah. Kini bagiku Engkau adalah jalan bila aku bingung, engkau adalah kepastian bila aku ragu, engkau adalah kekuatan bila aku lemah, engkau adalah penghibur bila aku menangis, sapaanmu, “Terjadilah padaku menurut perkataanMu” adalah siraman rohani bila aku berdoa. 

Bunda, ulurkan tanganmu bila aku jatuh, tataplah bila aku ragu dan bingung, kuatkan bila aku lemah, beri kepastian bila aku putus asa, tunjukkan jalan bila aku tersesat dan hadirlah bila aku merasa kesunyian. Segala tantangan dan perjuangan hidup kuserahkan dalam katupan tanganmu yang lembut dan lindungan mantolmu yang damai. Akhirnya saya juga saya berdoa bagi mereka yang sakit, bagi suami-isteri yang sedang berjuang menata keharmonisan keluarga mereka, bagi saudara-I yang sulit mendapat rejeki, makanan dan pekerjaan, doakanlah mereka, dan hantar permohonan mereka kepada Allah dan puteramu. AMIN.